Pages

Search

Wednesday 9 February 2011

Belajar dari sosok Umar bin Khathtab r.a.



Suatu ketika Umar bin Khaththab r.a.menjadi Imam dalam Shalat shubuh. Ia membaca surat Yusuf dan ketika sampai pada ayat:

“...Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku..” (QS.Yusuf(12):86).

Ia menangis terisak-isak sehingga suaranya tidak lagi terdengar ke belakang

Sungguh berat amanah Sahabat Rasul yang satu ini, banyak masalah yang ia hadapi, kepadanyalah masyarakat mengadukan masalah mereka. Sungguh bahkan disuatu pinggiran ketika beliau meronda terdengar tangisan suara anak, tampak seorang ibu memasak air untuk menenangkan anak-anaknya seakan-akan sang ibu hendak membuat makanan. Sang ibu menyalahkan sang khalifah karena tidak mengetahui nasibnya, yang Notabenenya adalah satu diantara banyak rakyatnya. Betapa tergugah hati Umar ia bawa sendiri keperluan untuk ibu ini tidak memberatkan ajudannya...(Berucap tasbih dalam hatiku..Subhanallah)

Sahabat sekalian, inilah potret pemimpin masa lalu, seorang yang membaktikan dirinya melayani rakyatnya.

Sahabat, bukan kuminta para pemimpin melakukan yang sama seperti Umar, meronda diperbatasan negeri, atau hanya kota tempat tinggal si peminmpin. Yang kuinginkan adalah sosok pemimpin yang dapat memperhatikan rakyatnya dengan sebenar-benar perhatian dan senantiasa pengertian.

Sungguh aku rindu ada pemimpin di negeriku indonesia ini ada pemimpin yang mau mendengar keluh kesah rakyatnya, yang menyikapinya dalam sebuah aksi nyata, biar ia diam, tapi langsung menyegerakan memberikan hak rakyatnya, daripada berbicara tapi tak kunjung menyegerakan hak rakyatnya..

Aku rindu teramat rindu pemimpin malu mengambil gaji yang menjadi haknya bila ia tidak bisa memberikan yang terbaik untuk rakyatnya..karena hak hanya boleh didapatkan setelah kita menunaikan kewajiban..karena sungguh kita semua Manusia hanyalah seorang “Hamba

1 comment:

Isi komennya ya..