Pages

Search

Thursday 22 April 2010

Karena Memimpin bukanlah kebanggaan



Jadi, ceritanya ni malam,,kita akan cerita tentang kepemimpinan.
Sbenarnya agak gimana gitu ngomonginnya, soalnya takut salah-salah, tapi tidak ada salahnya dicoba.
Semoga tidak mengecewakan.

Saudaraku sekalian, di tempatku berada benar-benar sedang musim-musimnya pemilihan, pemilihan untuk memilih pemimpin. Mulai dari pemilihan Gubernur dan wakil gubernur sampai di kampusku pemilihan Presiden, eits..presiden BEM KM maksudnya..BEM KM UNAND

Nah, pemilihan ini merupakan suatu agenda besar pastinya, tujuannya ya seperti yang kusebutkan tadi, tak lain tak bukan adalah untuk memilih pemimpin.

Berkaitan dengan pemimpin,tak lepas dari yang namanya tanggung jawab atau amanah. Saudaraku, ini bukanlah suatu kemegahan yang patut untuk dibanggakan, disombongkan, ataupun dipamer-pamerkan. Yang namanya tanggung jawab, ya jelas harus dipertanggungjawabkan. Nah, masalahnya yang bikin 'gak tahan adalah banyak yang berorientasi lain lho saat ingin memanggulnya. Boro - boro untuk mencari Ridho Allah, malahan untuk Prestise, dsb. Nah, inilah yang harus diluruskan. Karena bukankah sebuah amalan sangat tergantung kepada niatnya??? ya kan??

Berkaitan dengan kepemimpinan, patut diketahui bahwa semakin bertambah orang yang kita pimpin maka makin bertambah pula tanggung jawab kita, disalah satu buku yang saya ambil menjadi referensi, sebenarnya disini meletakkan kata amanah berkonotasi positif dengan beban, bila diibaratkan beban, maka itu adalah sesuau yang kita wajib menanggungnya, dan jelas bukan untuk diseplekan, tul ga'??.

Jika sebuah kepemimpinan bersinonim dengan kekuasaan nantinya maka yang patut diingat adalah:
"Apabila seorang hamba (manusia) yang diberikan kekuasaan mati, sedangkan di hari matinya dia telah mengkhianati rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga kepadanya" (Muttafaq'alaih) , hhmmm...(kata orang minang, " bareknyo lai", berat kali....)

Nah saudaraku..ternyata amanah atau tanggung jawab itu berat ya......

Seorang sahabat Nabi bernama Salman Al- Farisi(siapa yang tidak kenal beliau, usul jitu beliau membuat parit saat perang Khandaq sukses membuat kaum Muslimin meraih kemenangan) pernah ditanya, "Apa sebabnya Anda tidak menyukai jabatan?". Beliau menjawab, "Jabatan itu terasa manis saat dipegang, dan pahit saat dilepas". wah..gitu...tapi, jangan cepat mikir, ahhhh...beliau mah cemen...eitts, bukan berarti beliau gak pernah manggul jabatan, beliau pernah diamanahkan jadi walikota Madain, beliau mah kalo dah dikasih amanah bukan tipe nolak-nolak amanah, kalo dah diberi, InsyaAllah beliau siap.Tapi Beliau bukan tipe cari-cari JABATAN!!!, catet!!!

Sebenarnya banyak sahabat dan orang Shaleh, atau bahkan Khalifah yang dapat dicontoh untuk memperlihatkan bagaimana seorang Pemimpin itu seharusnya, seperti Umar bin Abdul Aziz contohnya..mungkin tidak akan dibahas disini..kalo ada yang belum tahu, baca deh kisahnya..

Kepemimpinan yang dicontohkan diatas, bukanlah kepemimpinan berorientasi melenceng. Lihat bagaimana THE REAL LEADER, mereka melayani bukan meminta dilayani..
Menjadi seorang pemimpin bukanlah berarti sebuah kebanggaan, tapi hendaklah ini jadi sarana bagi kita untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT. Jalan mana yang lebih indah dari jalan ALLAH...silakan cari sampai ke ujung dunia, tak akan kau temui jalan seindah jalan Allah...

Sumber: Al-Qiyadah wal Jundiah karya Syaikh Mushthafa Masyhur
60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid
us.fotolia.com/id/2204087